Pedagang Pasar Sentral Sinjai Merasa Kesepian, Beginilah Curhatan Mereka
Kondisi pasar sentral Sinjai, Sulsel, pada Sabtu, (18/4/2020). Dok: Novi/ Suara Kita. |
SINJAI—Kondisi Pasar Sentral Sinjai berubah drastis setelah adanya wabah COVID-19 menyerang Indonesia, tak berlangsung setelah diumumkan bahwa virus tersebut betul-betul ada di tanah ibu pertiwi ini, seperti kilat yang membikin angka korban pandemi, terus bertambah.
Sehingga corona tak hanya diantisipasi di kota-kota besar di Indonesia, namun bahkan di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan juga ikut mendapat dampaknya. Hal itu ditandai dengan munculnya beberapa keluhan pedagang terkait situasi krisis ini, utamnya dari segi ekonomi.
Seperti pengakuan salah seorang pedagang, Muliati (33) mengatakan kondisi pasar sebelum dan pada saat pandemi melanda Indonesia sangat berbeda.
"Sebelum ada wabah, kondisi pasar cukup ramai. Namun saat ini di tengah wabah membuat pasar jarang pengunjungnya. Kami merasa kesepian pastinya," katanya, Sabtu, (18/4).
Ia pun berharap, semoga COVID-19 segera berakhir, dan kondisi pasar kembali seperti semula.
Selain itu, Rosmawati (35) yang ditemui di toko jualannya dengan raut wajah murung tak senyum sedikitpun, juga memperbandinkan sebelum dan setelah adanya pandemi ini, katanya, sangat jauh berbeda.
"Dulu sebelum ada corona, keuntungan yang didapatkan perhari lumayan banyak, kadang menghampiri 1 jutaan," kata pedagang Pasar Sentral Sinjai ini.
Tanpa berpikir banyak, ibu-ibu yang akrab disapa Ros ini menuduh, bahwa corona-lah yang membuat penghasilannya menurun dan bahkan tidak ada sama sekali.
"Besar harapan agar kondisi cepat pulih, dan perekonomian bisa normal lagi, karena dengan adanya wabah ini sangat meresahkan," ujarnya.
Tak hanya itu, dia juga menyebut bahwa pasar sepi akibat adanya himbauan #dirumahaja yang bertebaran di dari berbagai arah, utaanya di Sosial Media.
"Sehingga membuat masyarakat panik, dan segera menutup diri di rumah," kuncinya.
Penulis: Novi