Santri Klaster Temboro Ini Pernah Jadi Imam Masjid di Bantaeng, Padahal Positif Corona

SULSEL - Lelaki yang berinisial IR (18) beralamat di Kampung Parang Moroa, Desa Bonto Mate'ne, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, dinyatakan positif terjangkit virus Corona.

IR ini merupakan santri Pondok Pasantren Darul Al Fatah Tembora Magetan Provinsi Jawa Timur. Baru-baru ini dia balik ke kampung halamannya di Bantaeng.

Menurut pihak keluarganya, pasien tiba di Makassar pada tanggal 18 April 2020.

"Lalu dijemput oleh keluarga dengan memakai mobil angkutan umum dan menuju ke Kabupaten Bantaeng," kata keluarga IR yang enggan disebutkan namanya itu.

Lanjutnya, selama di Bantaeng, Pasien tinggal di rumah orang tuanya di Kampung Bonto Matene.

Selama bulan suci ramadhan ini, pasien sholat jamaah tarwih di masjid Nurul Amin, dan selama dua malam pernah menjadi imam.   

           

"Selain itu, aktivitas sehari harinya selalu di kebun milik orang tuanya dan berinterkasi dengan beberapa orang yang ada didusun tersebur," beber keluarga IR.

Pasien telah dirujuk ke RSUD Prof Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng, pada Selasa, 5 Mei 2020, malam.

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin, dalam konferensi persnya pada Rabu, 6 Mei 2020, menjelaskan bahwa pemeriksaan laboratorium kepasa IR, kluster santri Pondok Pasantren Darul Al Fatah Temboro Magetan Provinsi Jawa Timur dinyatakan terpapar COVID-19.

Sampai saat ini, kontak terdekat dari pasien yang serumah dengan ayah dan ibu serta kedua saudara kandungnya sudah dilakukan pengambilan swab. 

Sedangkan untuk ibu dan adiknya yang berumur 13 tahun sudah dinyatakan negatif, melalui pemeriksaan laboratorium.

"Tapi ayahnya dan saudara kandungnya umur 10 tahun itu masih menunggu hasil pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction),
dan sudah diisolasi di RSUD Prof dr. H. Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng," terangnya.