Ad Under Header

Warga Mengeluh Tabung Gas 3 Kg Langka, Pemda Tegaskan Tidak Ada Kelangkaan


SINJAI, Sulselpos---
Aminah (45)  Salah satu warga yang tinggal di Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai mengeluh tidak adanya stok Tabung Gas Elpiji subsidi 3 Kg. Kamis, (14/1/2021).


Dirinya mengaku sudah mendatangi beberapa pengencer tempat biasanya menjual Tabung Gas namun tetap saja tidak ada di Jual.

 

“Biasanya kami beli 20 ribu rupiah untuk tabung gas 3 Kg, namun saat ini sangat susah mendapatkannya padahal kita ini yang Warga miskin sangat membutuhkan karena yang tidak bersubsidi sangat mahal,” katanya.


Sementara itu, salah satu toko kelontong yang biasanya menjual eceran juga menuturkan jika stok tabung melon ini bisa dikatakan langka.


Dikarenakan dirinya susah untuk mendapatkan stok dari pangkalan yang biasanya dia beli dikisaran harga 18 Ribu Rupiah per tabungnya.


“Stok saat ini kayaknya kurang, karena di pangkalan juga tidak ada ketika saya coba untuk ambil, ini saja sudah beberapa Warga mau beli tapi stok lagi kosong, kalau memang stok di Sinjai tidak ada pengurangan lalu kemana larinya itu tabung Gas 3 Kg,” bebernya.


Pemerintah Daerah (Pemda) Sinjai justru membantah jika ada kelangkaan, justru stok yang masuk ke Sinjai tidak ada pengurangan.


Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Energi Sumber Saya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kabupaten Sinjai menggaransi tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Melon).


Kadis Perindag Kabupaten Sinjai, Muh Saleh, saat ini jumlah gas elpiji 3 kilogram yang masuk di Sinjai melalui empat agen sebanyak 6.720 tabung gas melon setiap harinya, dan masih sesuai kuota yang ditetapkan oleh pihak Pertamina.


“Kalau kelangkaan sampai saat ini tidak ada, karena pendistribusian tabung elpiji 3 Kg setiap hari lancar. Sebanyak 12 mobil setiap harinya yang menyalurkan ke Pangkalan masing-masing dan setiap mobil memuat sebanyak 560 tabung,” ujarnya.


Dia mengaku rutin melakukan pemantauan di setiap agen dan pangkalan yang ada di Sinjai, dimana hasil pantauan tersebut rata-rata agen maupun pangkalan masih memiliki stok tabung gas elpiji 3 Kg dengan harga eceran tertinggi Rp16 ribu per tabung.


“Pangkalan juga tidak mungkin menyimpan tabung gas elpiji atau menimbun, karena ketika agen datang untuk menyalurkan tabung gas, pasti akan ditukar dengan yang kosong,” jelasnya.


Hanya saja, kata Muh. Saleh, gas bersubsidi ini penggunaannya semakin meningkat seiring dengan semakin menjamurnya usaha kedai/boks usaha yang rata-rata menggunakan gas elpiji ini.


“Usaha boks ini hampir semuanya memakai tabung gas elpiji 3 Kg, dan memang itu layak, karena masuk dalam usaha kecil. Yang tidak boleh memakai itu adalah usaha yang omzetnya diatas Rp50 juta,” tegasnya.


Sementara itu, terkait melambungnya harga gas subsidi di pengecer, Muh. Saleh mengakui, memang benar, sejak Desember akhir tahun lalu harganya mulai naik seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat.


Namun, pihaknya tidak mengatur harga gas elpiji di tingkat pengecer.


“Kalau harga di tingkat pengecer itu bukan kita yang atur, namun tetap memantau jangan sampai ada harga tabung gas elpiji yang dipermainkan atau dijual mahal sehingga memberatkan konsumen,” kuncinya.


Tags:
Top ad
Middle Ad 1
Parallax Ad
Middle Ad 2
Bottom Ad
Link copied to clipboard.