Ad Under Header

Syamsinar Tumbuhkan Semangat Belajar Siswa Lewat Program "In The House Training"


PANGKEP, Sulselpos.id - Sekolah di daerah terpencil seperti wilayah kepulauan nyata sungguh berbeda dengan sekolah yang berada di kota. 


Pasalnya, pendidikan ini nampak terlihat, mulai dari fasilitas pedidikan, latar belakang siswa, hingga kualitas guru. Terkhusus kualitas guru, ini sangat krusial untuk dibenahi, dengan cara apapun, dan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi pedagogika atau kemampuan untuk mendidik oleh guru dalam memilih model pembelajaran.


Penerapan peningkatan pedagogika mulai coba diterapkan di SDN 13 Gondong Bali, sekolah yang terletak di Pulau Gondong Bali, Desa Mattiro Matae, Kecamatan Liukang Tupabbiring. 


Sekolah ini cukup terpencil dengan batas-batas administrasi, di sebelah utara dengan selat Makassar, sebelah timur dengan Desa Mattiro Walie dan Mattiro Bombang, sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Mattiro Ujung dan Selat Makassar.


Dengan status sebagai salah satu Pulau Terluar di gugusan spermonde, upaya peningkatan mutu sangat mutlak untuk dilakukan.


Kepala UPT SDN 13 Gondong Bali, Syamsinar mengaku masalah yang dihadapi pendidik di sekolahnya adalah keterbatasan pengetahuan para guru tentang penggunaan Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP. 


"Sebagian guru disekolah, masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung," ungkap Syamsinar, Rabu (22/12/21).


Lebih lanjut, Dirinya menyampaikan kondisi geografis dan dengan gaya pembelajaran konvensional, tentu sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.


"Disini saya bertekad untuk memajukan kualitas siswa setara dengan siswa yang menimba ilmu di kota. Jadi yang pertama dan utama yang harus ditingkatkan adalah kualitas guru," katanya.


Dengan 8 orang guru Non-PNS, tentu SDN 13 Gondong Bali sudah memenuhi standar jumlah tenaga kependidikan sekolah. Apalagi semua guru sudah berkualifikasi S1. Hanya saja diakui Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum dapat diukur.


"Kalau terukur, kita belum bisa secara menyeluruh karena belum ada hasil penilaian atau indikator yang mengukur seberapa jauh pencapaian kompetensi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan kita," pungkas Syamsinar.


Sebagai solusi dan dalam Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) sekaligus dalam rangka Diklat Calon Kepala Sekolah, Kegiatan diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS).


Syamsinar mencoba meramu “Peningkatan Kemampuan Guru Melalui IHT atau In The House Training, dengan Penerapan Teams Games Tournament UPT SDN 13 Gondong Bali”. 


Dipilihnya cara tersebut, sebagai upaya untuk meningkatkan kempetensi guru dengan menggunakan metode  pembelajaran yang variatif.


Disamping itu dari hasil penilaian Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK), Syamsinar sebagai peserta diklat calon kepala sekolah menemukan kelemahan pada dimensi kepribadian, permasalahan pada kompetensi Kewirausahaan yang belum optimal, dan kompetensi sosial.


"Jadi disini saya mengangkat tema yang terkait dengan dimensi kepribadian kepala sekolah, Kewirausahaan dan sosial, dengan harapan nantinya guru akan lebih terampil dan kreatif dalam memilih model pembelajaran, yang bermuara pada munculnya wellbeing atau kegembiraan siswa," jelas Syamsinar.


Lebih jauh dijelaskan, ada tahap pelaksanaan kegiatan pada RPK, yakni pada siklus 2, akan dilakukan kegiatan seperti meningkatkan indikator pada kompetensi yang lemah berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada siklus satu, termasuk penjelasan materi tentang pemanfaatan model-model pembelajaran, sesuai dengan indikator sasaran oleh narasumber sebagaimana refleksi pada siklus satu. 


Kegiatan hasil evaluasi siklus satu yang nilainya lemah dampak guru, yaitu penerapan model pembelajaran di kelas. Melaksanakan kegiatan hasil evaluasi siklus 1 yang skornya lemah dampak bagi siswa, yaitu  semua indikator belum  maksimal tercapai.


"Dampak dari pelaksanaan proyek kepemimpinan ini yang dapat dilihat dari peserta didik adalah berupa peningkatan kemampuan pengetahuan dalam proses pembelajaran yakni dengan nilai prestasi peserta didik yang meningkat," tutupnya.


Dampak lain dari pelaksanaan proyek kepemimpinan ini yang dapat dirasakan oleh peserta didik berupa semangat siswa dalam mengikuti pelajaran ditandai dengan semakin rajinnya siswa dalam mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.


Haeril

Tags:
News
Top ad
Middle Ad 1
Parallax Ad
Middle Ad 2
Bottom Ad
Link copied to clipboard.