Keindahan Mahabbah
OPINI, Sulselpos.id - Pejuang mahabbatullah ialah orang yang berjuang membuktikan cintanya kepada Allah, untuk mendapatkan cinta Allah kepadanya.
Perjuangan yang indah, seindah cinta tulus yang dirasakan oleh seorang pejuang muslim.
Semua aktifitas seorang pejuang islam' berdasarkan cinta kepada Allah. Ia senantiasa berusaha membuktikan cintanya pada Allah, melebihi segala cinta.
Semua itu ia lakukan karna keyakinan. Karena tuntunan iman dan ingin mendapatkan keselamatan dari Allah SWT.
Dalam QS. Al-Baqarah Ayat 156:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Di ayat yang lain Allah menjelaskan dalam (Qs. At-Taubah 24):
قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
Artinya:
Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Dengan cinta kepada Allah' perjuangan Islam menjadi indah' seindah hati yang mencintai Allah. Dengan cinta inilah pengorbanan menjadi indah.
Tidak berat. Tidak membebani' bahkan justru begitu nikmat, membahagiakan.
Kapan kita dapat menikmati keindahan ini? Ketika kita ikhlas dan ittiba' ( Mengikuti Rqsulullah) dalam perjuangan islam secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Kadang kala perjalanan hidup kita tidak terarah, dan tidak mengarah pada cintanya Allah, seringkali pemikiran, impian dan cita-cita kita tidak terarah kepada ridhonya Allah. Inilah yang perlu kita risaukan. Inilah yang wajib kita sedihkan.
Kapan lagi kita ingin mendapatkan kecintaanya Allah kalah bukan sekarang?
Betapa banyak kelalaian kita selama ini semoga Allah memaafkan segala kelalaian dan kesalahan- kesalahan kita.
Kemudian untuk membangun keterarahan hidup agar kita mendapatkan cintanya Allah, kita dituntut untuk meningkatkan keyakinan terhadap firman Allah SWT.
Dan sabda-sabda Rasulullah. Keyakinan inilah sumber motivasi, sumber kekuatan jiwa untuk terarah dan selalu mendapatkan cintanya Allah SWT.
Penulis : Muammaruddin
(Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIM Sinjai)
Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis