Mahasiswa Fakultas Peternakan Unhas Sukses Melakukan Pengabdian di Dua Desa
GOWA, Sulselpos.id - Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar melaksakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat atau Praktek Lapang di dua Desa selama 3 Hari.
Desa yang dia tempati yaitu, Desa Bontolangkasa, Kecamatan Bontonompo dan Desa Tanrara, Kecamatan, Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, yang berlangsung sejak tanggal 25-27 Maret 2022.
Kegiatan ini dihadiri oleh dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, tokoh masyarakat, kelompok tani-ternak, dan mahasiswa Fakultas Peternakan.
Tujuan kegitan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat agar memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di desa tersebut, serta memberikan pelatihan mengenai pembuatan pakan konsentrat.
Kegiatannya berupa sosialisasi dan pelatihan pembangunan peternakan dan ekonomi sumberdaya peternakan, FGD (focus group discussion), dan pembuatan pakan konsentrat yang dilanjut dengan pengisian kuisioner bagi mahasiswa Fakultas Peternakan Unhas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi terhadap masyarakat.
Kepada jurnalis sulselpos.id, Yusri selaku koordinator lapangan mengatakan bahwa kegiatan ini selama tiga hari.
"Kegiatan kami ini terlaksana mulai pada hari Jum’at 25-27 Maret 2022 yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi terhadap masyarakat khususnya para peternak dan kelompok tani-ternak," jelasnya.
Lebih lanjut, Yusri menyatakan harapannya terhadap adanya kegiatan tersebut.
"Diharapkan praktek lapangan selanjutnya dapat kami laksanakan kembali di lokasi yang sama guna pengembangan SDM dan membantu para peternak dalam mengadopsi inovasi terbaru dalam dunia peternakan," ucapnya.
Sementara itu, salah satu peserta yang berasal dari posko KKN Universitas Negeri Makassar yang hadir dalam pelatihan tersebut menyatakan apresisasinya terhadap adanya kegiatan tersebut.
"Pelatihan pembuatan konsentrat ini sangat bermanfaat terutama bagi para peternak. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan agar orang-orang yang tadinya berpikiran bahwa pakan ternak itu sulit ternyata dapat dibuat dari sisa-sisa pertanian yang menurut sebagian orang tidak bermanfaat namun bagi ternak memiliki nilai gizi yang cukup tinggi misalnya tongkol jagung, dedak padi dan molases," katanya.
Diketahui program ini merupakan program super dari kementan, desa ini merupakan salah satu 5 daerah yang mendapatkan program 1000 sapi.
Hal ini terjadi karena Desa Bontolangkasa memiliki potensi pakan yang baik serta memiliki 13 jenis rumput yang tidak terdapat di daerah lain, sehingga desa ini mendapatkan Program 1000 Sapi.
Hijriana
Tags:
News