Mengugat HMI dalam Fungsinya: Jangan Masuk HMI ?
Irfan Ketua Hmi Cabang Sinjai |
OPINI, Sulselpos.id - HMI adalah organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia, HMI lahir 2 tahun pasca kemerdekaan Indonesia, HMI di dirikan dengan tujuan awal yakni mempertahankan NKRI dan menjunjung tinggi derajat bangsa Indonesia serta mengembangkan dan memperluas ajaran Islam atau yang sering di sebut sebagai komitmen Kebangsaan dan keunmmatan.
HMI lahir di tengah pergolakan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya yang telah di rebut pada 17 Agustus 1945. HMI terpanggil untuk turut berperan dalam setiap permasalahan yang di hadapi bangsa Indonesia HMI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari umat Islam dan bangsa Indonesia, karena itu sepanjang sejarah kehidupan HMI, HMI memerankan dirinya sebagai kader umat dan bangsa Indonesia. Dalam peranan ganda inilah HMI menghadapi berbagai tantangan, khususnya pada tahun 1963-1966, ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha untuk membubarkan HMI, Namun pada akhirnya PKI lah yang bubar dan HMI masih eksis sampai pada hari ini.
HMI adalah satu unsur golongan ummat Islam yang merupakan kader umat dan kader bangsa, yang perlu diutamakan untuk dilumpuhkan. Maka berbagai kiat, strategi maupun manuver dilakukan PKI untuk melumpuhkan HMI. Hal ini diawali dengan upaya untuk melakukan pelarangan terhadap HMI dengan peristiwa Utrecht, yaitu tindakan dari Prof. Utrecht, Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya cabang Jember, yang mengeluarkan keputusan untuk melarang kegiatan HMI sebagai organisasi mahasiswa ekstra di lingkungan Universitas Brawijaya, Jember.
Eksistensi HMI hari ini tidak terlepas dari fungsi HMI sebagai organisasi perkaderan. Perkaderan inilah yang menjadi esensi dalam fungsinya untuk melakukan peran sebagaimana dalam melakukan nafas-nafas perjuangannya.
Terlepas dari segala pelik yang terjadi mulai dari beredarnya kembali bahasa tekstual "JANGAN MASUK HMI" yang dalam pusaran mahasiswa menjadi perbincangan hangat dewasa ini. Namun Tak terlepas dari semua itu HMI harus tetap melakukan nafas-nafas perjuangannya sebagai mana fungsi perkaderan yang telah dilakukan oleh jajaran komisariat yaitu proses perekrutan, hal itu tidak menyulutkan semangat dalam perkaderan yang telah dilakukan. Sebabnya meski di terpa gelombang besar tetap melakukan fungsinya tanpa melihat kuantitas namun kualitas yang di utamakan.
Tiap penggal epik perjuangan Indonesia terdapat satu fakta tak terelakkan. Napak tilas sejarahnya terpancar kokoh tonggak peradaban yang telah ditancapkan oleh HMI.
Penulis; IRFAN (Ketua Umum HMI Cabang Sinjai)
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*
Tags:
OPINI