Kurangnya Ketertarikan Masyarakat Pedesaan Terhadap Dakwah di Media Sosial
Jubaedah |
OPINI, Sulselpos.id - Perkembangan media sosial di era digital sekarang sangatlah pesat. Fenomena media sosial semakin mengakar dan mengglobal. Keberadaan media sosial nyaris tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini metode berdakwah tidak lagi hanya dalam diskusi atau membuka forum tertentu saja. Tetapi, dakwah juga dilakukan dengan cara yang lebih modern dalam artian tidak hanya melalui percakapan dalam forum diskusi melainkan memanfaatkan adanya teknologi melalui media seperti televisi, radio, artikel sampai media jejaring khususnya media sosial
Telah menjadi fakta, bahwa masyarakat global tidak bisa dipisahkan dari infiltrasi aplikasi-aplikasi media sosial. Setiap saat dan setiap waktu orang bisa mengakses media sosial. Selain untuk berkomunikasi, segala hal mulai dari informasi positif hingga yang paling buruk sekalipun bisa diakses melalui media sosial.
Dengan semakin masifnya pengguna media sosial, kiranya akan sangat disayangkan jika hal tersebut hanya digunakan untuk sebatas komunikasi dan mengakses informasi-informasi yang kadang kala tidak penting dan tidak bermanfaat. Lebih dari itu, media sosial bisa kita manfaatkan untuk sarana berdakwah; menebar kabaikan, dan mengajak orang lain berbuat baik. Hal inilah yang selanjutnya menjadi tantangan bagi para da’i dalam berdakwah di era globalisasi khususnya di pedesaan.
Perkampungan yang multikultural dan multi-Agama. Maka, pesan-pesan dakwah sebaiknya disampaikan dengan tanpa adanya diskriminasi. Karena diskriminasi hanya akan berdampak pada persoalan kemanusiaan yang berkepanjangan. Untuk itu, tema Dakwah dan Media Sosial: Menebar Kebaikan tanpa Diskriminasi agar lebih menarik perhatian masyarakat pedesaan.
Saat ini sudah Banyak masyarakat yang menggunakan media sosial bahkan sampai di pelosok Desa, hal ini disebabkan dengan perkembangan media sosial yang sangat meluas. Banyak juga masyarakat yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana suatu penghasilan. selain itu, media sosial juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk berdakwah.
Tetapi masyarakat pedesaan belum sepenuhnya memanfaatkan media sosial dengan baik, disebabkan dengan kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang media tersebut sehingga masyarakat pedesaan hanya menggunakan media sosial untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
melihat realita yang terjadi sekarang, masyarakat pedesaan lebih tertarik dengan fitur-fitur media sosial yang lagi trend. Bahkan sering mengorbankan waktu mereka hanya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, seperti nonton film, game, TikTok dan lain sebagainya.
Ketika masyarakat pedesaan lebih minat melihat tayangan yang viral dibanding tayangan dakwah, maka masyarakat pedesaa tersebut akan sulit mengetahui informasi yang mengarah pada edukasi islami dan tidak akan memahami makna dari adanya dakwah.
Pemanfaatan media sosial yang bisa digunakan dalam kegiatan dakwah harus dimanfaatkan secara optimal. Agar setiap masyarakat yang menikmati media sosial bisa juga melakukannya dengan menshare kembali meteri dakwah yang telah ia nikmati.
Menurut penulis: kurangnya ketertarikan masyarakat pedesaan terhadap Tayangan Dakwah disebabkan karena semakin banyak fitur baru yang selalau ingin dicoba dan mengikuti trend yang berlaku.
Oleh karena itu, sebagai aktivis Dakwah media sosial, harus pandai mencari metode Dakwah yang menarik, agar masyarakat pedesaan mudah tertarik dengan tayangan Dakwah yang muncul di media sosial. Sehingga lebih mudah dan paham akan ajaran islami.
Penulis : Jubaeda Wabula
Jurusan KPI IAIM Sinjai
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*
Tags:
OPINI