Tidak Ada Perayaan Khusus, Sekadar Refleksikan Hidup
Akbar Aba |
OPINI, Sulselpos.id – Saya mengawali dengan menyampaikan, umumnya orang berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi-Nya umur panjang. Sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada orang yang menginginkan berumur pendek.
Mereka tentu memiliki alasan masing-masing. Namun umumnya alasan mereka adalah karena ingin memiliki amal baik yang cukup semasa hidupnya sebagai bekal hidup abadi di akhirat.
Hal ini memang memiliki dasar yang kuat sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah shallahu alaihi wa sallam sebagai berikut :
ÙŠَا رَسُولَ اللَّÙ‡ِ Ù…َÙ†ْ Ø®َÙŠْرُ النَّاسِ Ù‚َالَ : Ù…َÙ†ْ Ø·َالَ عُÙ…ُرُÙ‡ُ ÙˆَØَسُÙ†َ عَÙ…َÙ„ُÙ‡ُ
Artinya: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.”(HR: Tirmidzi).
Hadits di atas telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi-Nya umur panjang.
Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda orang terbaik adalah apabila seseorang berumur panjang dan hidupnya penuh dengan amal-amal kebaikan.
Mereka yang umurnya panjang tetapi amal-amal kebaikannya amat sedikit tidak termasuk orang-orang terbaik, bahkan mereka digolongkan sebagai orang-orang yang merugi.
29 November 2022 menjadi tanggal 29 November yang ke-26 kalinya saya jalani hidup di dunia ini, saya mencoba untuk menulis suatu refleksi yang bisa saja saat anda membaca tulisan ini, anda sedikit tercerahkan di tengah sibuknya keseharian anda.
26 tahun tentunya bukan waktu yang sebentar. Kalau misalkan dikonversi ke satuan yang lain, berarti saya sudah bernapas selama kurang lebih 8.037 hari, sudah melihat dunia kurang lebih selama 192.888 jam, sudah menyentuh udara di bumi selama 11.573.280 menit, dan sudah mendetakkan jantung selama kurang lebih 694.396.800 detik.
Pengalaman adalah guru terbaik, kalau kata orang-orang bijak zaman dahulu. Ucapan itu memang benar adanya. Pengalaman buruk kita ambil sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali di masa depan, pengalaman baik kita ambil sebagai modal untuk menatap hari esok sehingga kita bisa membuat hari-hari selanjutnya lebih indah.
Amal kita sangat terbatas, kurang ikhlas dalam beramal, kurang rasa syukur, sikap ujub, sombong, riya dll yang menjadi noda noda dosa mari ditekan dan dikendalikan.
Perbanyak doa dan ikhtiar, niatkan setiap aktivitas kita untuk ibadah untuk menggapai ridho dan rahmat Allah SWT.
Refleksi diri untuk mengevaluasi dan menata niat kembali untuk memaksimalkan peran kita masing-masing demi masa depan agar lebih baik, lebih bermanfaat buat sesama.
Ini hanyalah refleksi dari diri saya karena sudah menginjak usia 26 tahun. Kalian bisa juga menulis refleksi diri kalian, sesuai dengan versi kalian tentunya.
Siapa tahu saat kalian Milad, kalian merefleksikan diri, kalian bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.
Penulis : Akbar Aba
(Wakil Ketua Generasi Muda Lintas Iman Kabupaten Soppeng)
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*
Tags:
OPINI