Pemadaman Listrik di Sulsel, Manager Komunikasi PLN Sulselrabar Ajak Masyarakat Kurangi Pemakaian 30 Persen
Petugas PLN tengah melakukan pengecekan kesiapan pembangkit di Tallo Lama Makassar guna memperkuat Sistem Kelistrikan Bagian Selatan. |
Hal ini diungkapkan langsung oleh Ahmad Amirul Syarif Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, ia mengatakan PT PLN (Persero) melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan pasokan listrik sehubungan dengan kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
"PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrim, khususnya panas yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik," jelasnya pada Sulselpos Minggu (26/11/23).
Beberapa hari terakhir, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.
"Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik. Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani _maintenance_ (pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan," katanya.
Ahmad Amirul Syarif mengatakan PLN terus mengupayakan penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang.
Diketahui saat ini penambahan pembangkit yang sudah sinkron adalah sebesar 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023. PLN juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit _Inter Temporary Capacity_ di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024.
"PLN memohon maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan kami berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan," kata Ahmad Amirul Syarif
"Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit," pungkasnya.
Sebelumnya Serikat pekerja dan Mahasiswa angkat bicara terkait semakin meresahkannya pemadaman listrik yang di kota Makassar membuat beberapa pabrik dan kantor tidak bisa beraktivitas dengan normal.
Aliansi Serikat Pekerja dan Mahasiswa mengecam ketidakprofesionalnya tindakan dari PT. PLN SULSELRABAR terhadap masyarakat dan meminta agar Presiden RI segera mengefaluasi kinaerja dari PT. PLN.
Hal itu diungkapkan oleh Ogry yang merupakan Jenderal Lapangan Federasi serikat Pekerja Maritim Indonesia Sulawesi Selatan.
"Pemadaman listrik sangat meresahkan Masyarakat di Kota Makassar. Banyak yang terdampak mulai dari aktivitas perkantoran hingga pabrik-pabrik yang pada akhirnya perusahaan merugi hingga berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja," ujarnya , Sabtu (25/11/23)
Par
Tags:
News