Perempuan, Kontribusi Ekonomi dari Pekerjaan Tanpa Upah
Ririn Nadia Thamrin |
OPINI, Sulselpos.id - Peran perempuan dalam pembangunan ekonomi seringkali diabaikan, terutama ketika mereka berkontribusi melalui pekerjaan tanpa upah. Pekerja keluarga, yang sering kali tidak diakui secara formal dalam statistik ekonomi, memainkan peran penting dalam mendukung dan mempertahankan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat secara keseluruhan.
Pekerjaan tanpa upah sering dianggap sebagai “kerja cinta” yang dilakukan oleh perempuan karena norma sosial dan budaya yang mengakar. Dalam teori ekonomi tradisional, pekerjaan ini diabaikan karena tidak menghasilkan keuntungan langsung atau karena sulit diukur dengan metode konvensional.
Namun, jika dihitung secara ekonomis, nilai dari pekerjaan tanpa upah ini sangat besar. Sebuah studi oleh McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa jika pekerjaan tanpa upah dihitung dalam GDP global, nilainya bisa mencapai 10 triliun USD setiap tahunnya.
Ekonomi neoklasik, misalnya, berfokus pada pasar dan transaksi moneter yang dapat diukur, sementara pekerjaan rumah tangga dan peran caregiving tidak termasuk dalam perhitungan GDP. Namun, teori feminis dalam ekonomi menyoroti pentingnya memasukkan pekerjaan tanpa upah dalam analisis ekonomi untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kontribusi perempuan terhadap ekonomi.
Ekonomi feminis menekankan bahwa pekerjaan tanpa upah yang dilakukan oleh perempuan, seperti merawat anak, mengurus rumah tangga, dan mendukung anggota keluarga, memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Marilyn Waring, dalam bukunya "If Women Counted," menunjukkan bagaimana pekerjaan tanpa upah ini tidak dihitung dalam statistik ekonomi nasional, padahal kontribusinya sangat penting dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi.
Teori kapital manusia menyatakan bahwa investasi dalam pendidikan dan kesehatan individu akan meningkatkan produktivitas ekonomi. Pekerjaan tanpa upah yang dilakukan oleh perempuan, seperti pendidikan anak-anak dan perawatan kesehatan keluarga, adalah bentuk investasi dalam kapital manusia yang tidak diakui. Kontribusi ini meningkatkan kualitas hidup dan potensi ekonomi di masa depan.
Pekerjaan tanpa upah yang dilakukan oleh perempuan sering kali tidak diakui atau dihargai secara memadai. Ini mengakibatkan undervaluasi kontribusi mereka terhadap ekonomi dan kurangnya dukungan bagi perempuan yang melakukan pekerjaan ini.
Ketidaksetaraan gender dalam pengakuan dan pembagian pekerjaan rumah tangga masih sangat tinggi. Perempuan lebih banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan rumah tangga dan perawatan keluarga dibandingkan laki-laki, yang membatasi peluang mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi formal dan pengembangan karir.
Pekerjaan tanpa upah yang tidak diakui juga berdampak pada kesejahteraan perempuan. Kurangnya pengakuan ini sering kali dikaitkan dengan rendahnya tingkat kesejahteraan emosional dan kesehatan mental perempuan, yang bisa berdampak negatif pada produktivitas mereka.
Pemerintah dan lembaga statistik perlu mengembangkan metode untuk mengukur dan mengakui pekerjaan tanpa upah dalam statistik ekonomi. Ini bisa dilakukan melalui survei rumah tangga yang mendetail dan perhitungan nilai ekonomi dari pekerjaan tanpa upah.
Peningkatan kesadaran tentang pentingnya pekerjaan tanpa upah dan kontribusi perempuan terhadap ekonomi harus dimulai sejak pendidikan dasar. Kurikulum sekolah perlu mencakup pendidikan gender dan pengakuan terhadap pekerjaan rumah tangga.
Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang mendukung perempuan dalam pekerjaan tanpa upah. Ini bisa berupa tunjangan keluarga, cuti parental yang setara, dan layanan pengasuhan anak yang terjangkau dan berkualitas.
Perlu ada upaya untuk mendorong pembagian tugas rumah tangga dan perawatan keluarga yang lebih setara antara laki-laki dan perempuan. Kampanye kesadaran dan program pelatihan untuk laki-laki dalam peran caregiving bisa membantu mengurangi beban yang tidak seimbang pada perempuan.
Sebagai seorang perempuan yang terlibat dalam ekonomi kreatif dan kewirausahaan, saya memiliki harapan bahwa kontribusi perempuan dalam pekerjaan tanpa upah akan diakui dan dihargai secara adil. Pengakuan ini tidak hanya penting untuk kesejahteraan perempuan tetapi juga untuk pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Saya berharap bahwa dengan adanya pengakuan yang lebih baik, perempuan akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi formal dan pengembangan karir. Selain itu, saya berharap bahwa kesadaran tentang pentingnya pekerjaan tanpa upah akan mendorong kebijakan publik yang lebih adil dan mendukung kesejahteraan perempuan.
Peran perempuan dalam pekerjaan tanpa upah merupakan kontribusi penting yang sering kali diabaikan dalam perhitungan ekonomi tradisional. Melalui pengakuan legal dan ekonomi, peningkatan kesadaran, kebijakan publik yang mendukung, dan pembagian tugas yang lebih setara, kita bisa mulai menghargai dan mendukung peran penting ini. Dengan demikian, kita tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan perempuan tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Penulis : Ririn Nadia Thamrin
Tags:
OPINI